• Kegiatanku di Sekolah Minggu, dll

Minggu, 11 September 2011

SEKOLAH ALKITAB LIBURAN 2011




Kubuka Alkitab, lalu kubaca
Srek srek srek srek srek srek
Kubuka Alkitab, lalu kubaca
Srek srek srek srek srek srek srek
Firman Tuhan ada di langkahku
Ada di hidupku ada di hidupku
Dan teruslah tumbuh penuhi jiwaku
Berbuah berbuah berbuah berbuah berbuah
Berbuah berbuah.... Uuuuu

Itu adalah lagu tema Sekolah Alkitab Liburan (SAL)  tahun ini. Anak-anak begitu semangat mengikuti SAL  yang diadakan ada tanggal 29 Agustus 2011 sampai dengan 31 Agustus 2011. Sama dengan tahun lalu, acara ini diadakan tepat pada hari raya Idul Fitri yang merupakan hari cuti bersama. Saya sendiri baru bisa mengikuti acara ini pada hari kedua, tanggal 30 Agustus.Yang mengikuti SAL ini hanya anak kelas 3 SD sampai dengan Tunas Remaja.
“Mau dengar ceritaku? Di mana? Di Sekolah Alkitab Liburan!”. Ls Mia dan Ls Melan mengajarkan yel-yel SAL. Anak-anak mengikuti dengan penuh antusias. SAL tahun ini, anak-anak diberi penjelasan tentang Surga, Allah, manusia, Yesus, iman. Kalau yang mengikuti EE, pasti tahu apa saja itu. Ibu Susy dan Ibu Aling khusus dari tim EE didatangkan untuk memberikan penjelasan kepada anak-anak.


Di hari kedua, anak-anak disuguhkan drama tentang drama Sharmila yang menceritakan tentang pengorbanan seorang tentara kepada ibunya yang akan dihukum. Yang menjadi Sharmila adalah Ls. Frans dan yang menjadi ibunya adalah Ls Yeanne. SAL ini juga ada keterampilannya, di hari pertama, anak-anak diajarkan membuat gelang dari manik-manik dan di hari kedua ini anak-anak diajarkan membuat kantong injil. Lalu ada drama lagi, drama tentang Yesus yang diperankan oleh Ls Barli.
 

Malam harinya adalah malam misi. Anak-anak diajarkan untuk mendoakan negeri kita Indonesia ini. Lumayan lama doanya, soalnya seluruh Indonesia, dari sabang sampai merauke didoakan satu persatu. Setelah itu, ada Barbeque euy! Sebelumnya, laose-laose sudah mempersiapkan bakaran. Lihat saja ada Ls Linda, Ls Devy dan Ls Dewi membakar roti dan laoshe yang cowok membakar sate sosis. Anak-anak begitu gembira, apalagi ada suguhan kembang api dari remaja tapi terhenti karena ada sedikit kecelakaan.


Di hari ketiga, ada permainan. Anak-anak begitu gembira mengikuti permainan-permainan yang ada. Ada permainan Jalan Kebenaran dimana anak-anak disuruh melangkah dalam kotak-kotak yang ada di tanah. Kalau salah, harus kembali lagi ke awal. Ada juga permainan menyusun Puzzle berbentuk salib. Selain itu ada Barak kabi, berhitung, Help me, dan membawa bola dengan contong.


Yang paling ditunggu-tunggu adalah acara Talent show. Acara talent show kali ini agak berbeda. Tiap kelompok di beri tema sesuai yang ada di dalam Alkitab, seperti Ester, Daud, Paulus, Yunus, Raja Ahab dan Musa. Lalu anak yang berperan sebagai tokoh utama didandani seperti tokoh yang diperankan dengan menggunakan bahan yang disediakan seperti koran, tisu dan tali rafia. Lalu tiap kelompok harus membuat yel-yel kelompok. Tiap show yang ada mengundang tawa dan sorak sorai penonton, pokoknya ramai sekali.
Sebagai penutup, Ls Candra memberikan Firman Tuhan, memutar film cerita Adam dan Hawa yang jatuh dalam dosa sampai Yesus yang berkorban untuk menebus dosa-dosa kita. Di hari terakhir ini, laoshe-laoshe tukang cuci piring kayaknya sudah pada teler sehingga ada ibu-ibu yang membantu mencucikan piring. Terima kasih buat ibu-ibu...

Para tim musik






 





Minggu, 13 Maret 2011

Imlekan di Sekolah Minggu 2011

Gong xi gong xi, xin nian kuai le”, Laoshe Liany mengajarkan anak-anak sekolah minggu mengucapkan salam selamat Tahun Baru China sebelum memulai mendengarkan cerita yang dibawakan oleh Ev. Candra Cahyono.

Di tanggal 6 Februari 2011 ini suasana di aula gereja memang sedikit berbeda. Hiasan lampion bergantungan di langit-langit aula. Di panggung, dipasang pohon-pohonan yang dihiasi angpao-angpao kecil. Guru-guru sekolah minggu juga memakai pakaian merah. Ferry dan Mia yang menjadi MC, memakai baju ala China, bahkan banyak anak yang juga memakai baju ala China. Tahun baru China memang sudah lewat, tapi semuanya tidak ingin melupakan perayaan yang dirayakan oleh sebagian besar keturunan China, apalagi sebagian besar jemaat GKKA Banjarmasin adalah keturunan China.

Ketika mulai acara cerita, anak-anak mulai mendengarkan. Dengan menggunakan gambar-gambar yang ditampilkan di layar, Ev. Candra mulai bercerita. Tema cerita kali ini adalah Darah yang menyelamatkan.





“Cerita di mulai di dataran China. Pada waktu itu, masyarakat hidup damai sampai suatu hari munculah seekor monster. Monster yang bernama Niyan ini menyerang desa. Semua penduduk berusaha melawan untuk mengusir Niyan, tapi Niyan terlalu kuat sehingga banyak penduduk desa tewas. Melihat ini, dewa langit marah dan menghukum Niyan. Niyan pun dikurung.
Tahun pun berganti, orang-orang mulai melupakan Niyan. Lalu terdengar berita bahwa Niyan lolos dari kurungannya. Para penduduk merasa ketakutan sehingga mereka pun mengadakan rapat, memikirkan bagaimana cara mengusir Niyan. Ternyata ada yang tahu Niyan itu takut pada warna merah dan tidak suka dengan suara ribut.
Akhirnya, seluruh penduduk mencat rumah mereka dengan warna merah. Niyan pun datang, tapi ia kebingungan karena kemanapun ia pergi, selalu menemukan warna merah. Tidak hanya itu, para penduduk menyalakan petasan, memukul gong dan membuat keributan-keributan sehingga Niyan menjadi ketakutan dan kabur. Melihat itu, seluruh penduduk desa bersuka cita dan untuk memperingati hari itu, mereka selalu membuat perayaan dan semuanya dihiasi warna merah.”

Selesai bercerita tentang asal mula warna merah di hari imlek, Ev. Candra masih melanjutkan cerita. Cerita berpindah ke jaman ketika bangsa Israel di Mesir.
“Waktu Musa meminta Firaun membebaskan bangsanya, Firaun menolak mentah-mentah. Tuhan marah dan memberikan tulah kepada bangsa Mesir. Tulah pertama adalah air di Sungai Nil berubah menjadi darah. Walau kesulitan air, Firaun tetap keras kepala. Tuhan pun menurunkan tulah-tulah lain seperti Katak, penyakit sampar, lalat pikat, dan belalang. Firaun tetap mempertahankan bangsa Israel. Sampai akhirnya Tuhan akan menurunkan tulah ke sepuluh.
Sebelum tulah itu diturunkan, semua bangsa Israel diperintahkan memotong domba dan darah domba itu dioleskan pada sekeliling pintu rumah mereka. Ketika waktunya, malaikat Tuhan pun turun. Keesokan harinya, terdengar tangisan dari rumah-rumah bangsa Mesir. Semua anak sulung dalam keluarga mereka meninggal. Tak terkecuali anak sulung Firaun. Firaun yang bersedih pun membebaskan bangsa Mesir.”

Dari ke dua cerita diatas, dihubungkan dengan sekarang, dimana Yesus telah mati di kayu salib dan darahnya menghapuskan dosa-dosa kita semua. 

Acara pun kembali berlanjut. Ada kelas 6 yang menyumbangkan tarian. Lihat saja foto mereka yang centil-centil dengan gaun merah. Acara permainan juga memeriahkan perayaan imlek kali ini.  Kemudian, persembahan kali ini juga dibuat lain dari yang biasanya. Anak-anak disuruh memasukan uang persembahan mereka ke dalam amplop merah alias angpao.




Darah Yesus telah menyelamatkan kita semua dari beban dosa. Ia begitu mengasihi kita sehingga ia rela mencucurkan darahnya untuk menyucikan kita dari dosa.




Lama sekali saya tidak update blog ini... acara imlek ini sebenarnya sudah sebulan yang lalu, tapi karena dari awal memang niat upload tentang imlekan ini, jadi saya masukan saja walau terlambat.